Lha Kok Kaget

Keluarnya seorang penghuni rumah tahanan hingga plesir ke Bali membuat tersentak orang banyak. Orang mirip Gayus Tambunan, salah seorang tahanan kasus penggelapan pajak konon terlihat sedang menyaksikan pertandingan tenis di Bali. Padahal saat itu dia sedang berada dalam tahanan di Mako Brimob Kelapa Dua. Akibat ulah lelaki mirip Gayus, 9 orang petugas Rutan dicopot dari jabatannya. Mereka dianggap lalai dalam menjaga dan mengawal seorang tahanan.

Saya merasa heran mengapa orang kok banyak yang terkaget-kaget. Apakah mereka tidak menyadari bahwa mental aparat Indonesia yah memang hanya sampai sebatas itu saja. Bukankah hal seperti ini telah kerap terjadi. Sekarang kok semua pada kaget termasuk pembelanya, jaksanya. Weird !

Saya sendiri dulu pernah mengetahui dengan pasti bahwa permainan seperti ini bukan barang baru. Sewaktu rekan-rekan kami anak-anak Purnawirawan Kopassus di tahan karena ribut dengan Brimob yang menghina kami di salah satu Lembaga Pemasyarakatan di kota Bogor, prosedur yang berlaku jika ingin membesuk seorang tahanan titipan maka mesti melapor dulu di Kejaksaan Depok yang kini bangunannya sudah rusak tak ditempati.

Sekali dua kali mau aja ikuti prosedur. Namun setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana orang lain membesuk kerabatnya hanya dengan memberikan sesuatu kepada petugas administrasi. Saya mencari tahu bagaimana hal itu dapat terjadi. Sesudah saya perhatikan orang yang datang rupanya tak pernah ada yang membawa secarik kertas sebagai tanda masuk untuk menjumpai kerabat di LP seperti yang diperoleh dari kantor Kejaksaan. Celakanya oleh petugas itu semua pemberian pembesuk diletakkan dibalik badan disisi bagian belakang kursi yang didudukinya. Disana terlihat berbagai jenis “upeti”. Mulai dari rokok, uang kertas sepuluh ribuan hingga bungkusan keci lain. Kejadian itu berlangsung semasa Orde Baru jadi maklum deh.

Membaca, menonton peristiwa ini buat saya tak mengagetkan sebab selama ini dan hingga kini masih tetap saja sama. Apa yang terjadi pada kasus Gayus nonton tennis di Bali ini merupakan lagu lama kelakuan aparat di negara ini. Mentalitas petugas atau aparat negara mestinya diberangus, diputus rantai setannya. Iming-iming rupiah pasti dibalik semua peristiwa ini. Bohong besar bila terjadi hanya kelalaian prosedural saja. Ini yang ketahuan. Patut diduga ada hari-hari lain kejadian yang sama persis terjadi cuma tak tercium oleh masyarakat atau pers.

Oleh karena itu mengapa kita masih terkaget-kaget menjumpai peristiwa kayak Gayus ini. Gurita seperti ini harus diberangus sampai titik darah penghabisan. Masakan sudah melewati 1 generasi masih juga terulang kejadian seperti ini. Coba kita mulai dari hal kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang. Tolak segala bentuk kong kali kong.

About omwil

from Budi Kemuliaan to Cijantung, Serang Banten, Semarang, Cimanggis, Depok, Ambon back to Serang

Posted on 10/11/2010, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar